Mengintip Produksi Pakan Ternak dari Limbah Teritip di PLTU Tanjung Jati B
July 12, 2020
Edit
Teritip adalah hewan laut yang berkerabat dengan kepiting dan udang. Hewan yang dianggap sebagai parasit ini sering ditemukan di perairan dangkal. Teksturnya keras seperti cangkang moluska, hidup menempel pada substrat seperti batu, besi, dasar perahu, lunas-lunas kapal, hingga pipa saluran sistem pendingin pembangkit tenaga listrik dan benda-benda lain yang terendam di dalam air laut sepanjang perairan pantai.
Menurut Eko, nutrisi bawaan yang dimiliki teritip menjadikan suplemen pakan ternak lebih berkualitas sekaligus menambah kuantitas telur yang dihasilkan, sehingga memberikan keuntungan secara finansial bagi masyarakat sekitar. "Kandungan protein tinggi teritip mampu meningkatkan jumlah produksi telur ayam hingga 20 persen, ukuran telur pun jadi lebih besar, juga mengurangi biaya pakan ternak cukup signifikan," ungkapnya.
Eko menambahkan, biaya produksi serbuk kerang ini juga jauh lebih murah dibanding potensi sewa lahan untuk penimbunan limbah intake. "Bioaktivatornya seharga Rp 8 juta untuk pemakaian satu bulan pertama, selanjutnya kami kultur sendiri, jadi tidak ada biaya tambahan setelahnya. Kalau sewa lahan per hektarnya bisa sampai Rp 30 juta per hektar setahun hingga Rp 360 juta," jelas Eko.