Peralatan Utama Coal Handling System
January 19, 2020
Edit
Coal Handling System memiliki peran yang sangat penting terhadap keberlangsungan proses produksi listrik pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU. Dalam sebuah PLTU tentu membutuhkan sebuah devisi atau unit kerja yang mengerti bagaimana sistem ini bekerja dan bagaimana sebuah sistem ini dapat mengolah batu bara sedemikian rupa. Didalam sistem ini memiliki beberapa komponen yang tentu sangat kompleks serta peralatan utama yang berperan untuk proteksi dalam melakukan kinerjanya.
Sebelum digunakan sebagai bahan bakar, batubara akan melalui beberapa proses Stacking, Reclaiming dan Processing. Tetapi Coal Handling System hanya akan melaksanakan proses stacking dan Reclaming, sedangkan untuk Processing dilakukan diluar Coal Handling System. Stacking merupakan proses penumpukan batubara dari kapal laut. Sedangkan Processing merupakan sistem penanganan batubara dari Silo hingga siap digunakan di Boiler.
Stacking
Stacking adalah proses pemindahan batubara dari kapal ke Coal Pile. Ada beberapa istilah dalam Stacking antara lain :
Jetty
Jetty merupakan dermaga atau tempat merapat kapal laut pengangkut batubara di PLTU. Tiap Jetty mempunyai empat buah Doc Mobil Hopper yang fungsinya untuk memindahkan batubara dari kapal ke Belt Conveyor. Doc Mobil Hopper dapat diubah-ubah posissinya sesuai dengan posisi kapal, hal ini dikontrol oleh operator di Coal Unloading Control building (CUCB).
Belt Conveyor
Belt Conveyor berbentuk semacam sabuk besar yang terbuat dari karet yang bergerak melewati Head Pulley dan Tail Pulley. Belt Conveyor berfungsi untuk mengangkut batubara dari kapal menuju coal yard atau penampungan batubara. Disetiap belokan antar Conveyor satu dengan yang lain dihubungkan dengan Transfer House, selain itu pada belt Conveyor ditambahkan juga beberapa aksesori yang bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitasnya, antara lain:
1. Pengambil Sampel
Alat ini bekerja secara otomatis, jika terdeteksi adanya metal pada batubara pengambil sampel langsung bekerja.
2. Metal Detector
Merupakan alat untuk mendeteksi adanya logam-logam didalam batu bara yang tercampur pada proses pengiriman batubara.
3. Magnetic Separator
Fungsi Magnetic Separator yaitu untuk memisahkan logam-logam yang terkandung dalam batubara pada proses pengiriman.
4. Belt Scale
Fungsi alat ini untuk mengetahui jumlah tonnase berat batubara yang diangkut oleh Belt Conveyor.
5. Dust Supasion memiliki beberapa fungsi diantaranya untuk :
- Air Polution kontroller
- Menyemprot air pada batubara
- Menghemat batubara agar tidak menjadi debu
- Menghalangi terjadinya percikan api akibat debu panas dari batubara.
Reclaiming
Reclaming adalah proses pengambilan batubara dari Coal Pile dan menyalurkan ke Silo. Beberapa istilah dalam reclaiming antara lain :
Coal Pile
Terdapat empat daerah Coal Pile. Di Coal Pile, proses penimbunan dan pengambilan batubara dilakukan dengan alat yang disebut Stacker/Reklaimer. Alat ini merupakan sebuah konveyor yang kompleks dan terpasang pada sebuah struktur yang dapat bergerak. Didalam proses penimbunan, stacker menyalurkan batubara melalui sebuah lengan yang dapat diatur agar selalu diam ditempat, sehingga batubara yang tumpah melalui lengan itu akan membentuk timbunan yang tinggi, apabila lengan bergerak maju mundur maka timbunan yang akan dihasilkan menjadi timbunan yang rapi dan memanjang. Pada saat pengambilan, Reclaiming Bucket pada stacker akan berputar dan mengeruk batubara yang selanjutnya dituang ke Belt Conveyor untuk dibawa ke instalasi. Seperti halnya proses penimbunan, Reclaiming Bucket ini dapat juga diatur agar tetap diam ditempat atau maju mundur untuk mengeruk batubara.
Coal Silo
Terdapat enam buah Coal Silo yaitu A, B, C, D, E dan F. Pengisian Silo dilakukan dengan menggunakan Belt conveyor yang dihubungkan dengan Tripper, pengopersiannya dilakukan oleh operator di Coal handling Control Building (CHCB). Silo merupakan bunker tempat menampung batubara di instalasi yang kemudian digunakan sebagai bahan bakar di boiler. Volume sebuah silo sebesar 600 ton, pengisian ulang dilakukan setiap volume silo kurang dari 30 – 40%. Dari silo batubara dimasukkan ke Pulverizer dengan menggunakan Coal Feeder, batubara dari Pulverizer ini yang akan digunakan untuk pembakaran di boiler.