4 Tahapan Proses Kreatif
March 24, 2019
Edit
Cara pandang seseorang terhadap dunia ini ada berbagai macam, Orang yang kreatif memiliki cara berpikir yang berbeda dari orang-orang pada umumnya. Orang yang kreatif akan berpikir dengan cara yang tidak pernah dipikirkan orang-orang sebelumnya. Kreatifitas merupakan suatu aktifitas kognitif yang menghasilkan suatu pandangan yang baru mengenai suatu bentuk permasalahan dan tidak dibatasi pada hasil yang selalu dipandang menurut kegunaanya. Proses kreatif bukan hanya sebatas menghasilkan sesuatu yang bermanfaat saja.
Memformulasikan suatu masalah dan membuat usaha awal untuk memecahkannya mulai dari, perumusan masalah, gambaran peluang, pengumpulan data atau informasi yang relevan dan lainnya.
Tahap Inkubasi
Tahap Iluminasi
Pada sebelumnya atau tahap inkubasi tidak selalu memicu terjadinya iluminasi atau pencerahan. Pada saat iluminasi terjadi, jalan terang menuju permasalahan mulai terbuka. Kita akan merasakan sensasi kegembiraan yang luar biasa, karena pemahaman meningkat, semua ide muncul dan ide tersebut saling melengkapi untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Tahap Verifikasi
Setelah sebuah ide ditemukan, maka ide tersebut harus diuji. Tahap ini merupakan tahap untuk menguji sebuah produk hasil proses kreatif untuk membuktikan legimitasinya. Tahap verifikasi umumnya lebih singkat dari pada tahap-tahap sebelumnya, karena tahap ini hanya menguji dan meninjau kembali hasil perhitungan seseorang dan juga untuk melihat apakah penemuannya itu berhasil atau tidak.
Seseorang yang selalu melakukan hal yang sama dari waktu ke waktu atau pun yang memiliki pemikiran yang sama dari waktu ke waktu, itu dianggap sebagai orang yang tidak imajinatif dan membosankan. Hal tersebut sangat bertentangan dengan orang kreatif, orang yang kreatif selalu melihat adanya suatu hubungan yang unik dari beberapa hal yang tampaknya tidak saling berhubungan.
4 Tahapan Proses Kreatif Menurut Ki Hajar Dewantara
Mengamati – Menirukan – Modifikasi – Membuat baru (Niteni, Nirokke, Nambahi, Nemokke, Ki Hajar Dewantara).
sumber: www.kompasiana.com